Mengkristalnya sejumlah masalah ekonomi saat ini sepertinya jauh-jauh
hari bisa dihindari. Terutama jika sejak awal semua pihak yang terlibat
dalam penentuan kebijakan ekonomi dapat lebih berkomitmen memikirkan
persoalan jangka panjang selain memikirkan rumitnya persoalan jangka
pendek.
Krisis energi contohnya, sejumlah data menginformasikan kalau
sebenarnya negara ini tidak layak mengalami krisis energi. Bagaimana
tidak, kita memiliki sumber panas bumi cukup besar untuk bisa dijadikan
energi pembangkit listrik, baik skala besar maupun kecil. Meskipun
banyak, tampaknya dalam beberapa hal harus diakui bahwa pengembangan
energi jangka panjang kita hampir bisa dikatakan gagal total, terbukti
dari krisis energi yang kita alami belakangan ini.
Meskipun terlambat, tetapi tampaknya mulai ada upaya ke arah itu.
Buktinya baru-baru ini dijanjikan akan optimalkan 39 wilayah kerja panas
bumi (WKP) yang ada di Indonesia, meskipun itu baru sebatas diajukan ke
pemerintah untuk disurvei.
Menurut Direktur Pembinaan Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air
Tanah, diperkirakan dari 39 WKP tersebut mampu menghasilkan total
potensi listrik yang bisa dikembangkan mencapai 4.039 MW. Indonesia
menyimpan energi panas bumi tak kurang dari 20.000 MW energi atau setara
9 biliun barel minyak bumi untuk 30 tahun operasi.
Tetapi sayangnya pemanfaatannya tidak lebih 10 % dari potensi yang
dimiliki. Padahal Indonesia diperkirakan sejumlah pakar memiliki 40%
dari potensi panas bumi dunia, dimana masih sangat kecil yang
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Kita juga memiliki banyak kawasan yang memiliki kandungan batubara.
Sejumlah kalangan memperkirakan sebagian besar potensi batu bara di
Indonesia belum tergarap optimal karena cadangan terukur batu bara
selama ini hanya empat miliar ton, padahal potensi sumber daya batu bara
mencapai 53 miliar ton. Potensi cadangan batu bara di Indonesia yang
tersebar di berbagai daerah cukup besar, mencapai sekitar 58 miliar ton,
sedangkan cadangan yang sudah pasti sekitar tujuh miliar ton.
Jika dilihat dari kebutuhan batu bara dalam negeri saat ini mungkin
tidak lebih dari 60 juta ton, maka jika dibandingkan potensi yang kita
miliki maka jumlah kebutuhan sebesar itu bukanlah apa-apa. Apalagi saat
ini Indonesia menjadi pengekspor batu bara nomor satu di dunia, dengan
jumlah pengiriman lebih 120 juta ton/tahun.
Untuk gas alam potensinya juga tidak kalah spektakuler. Beberapa
tahun sebelum kita mengalami krisis energi yang cukup pelik seperti saat
ini (2005), cadangan gas alam kita sudah dipublikasikan berbagai
kalangan memang cukup besar. Pada tahun 2005 saja, Indonesia mempunyai
cadangan gas alam sebesar 186 TCF (Trillion Cubic Feet), dengan tingkat
produksi mencapai 3 TCF per tahun. Itu belum termasuk cadangan gas alam
yang berada dalam lapisan batu bara (coal bed methane-CBM).
Potensi CBM Indonesia, berdasarkan data Bank Dunia diperkirakan
mencapai 453 TCF. Potensi CBM di dua pulau, yaitu Kalimantan (Berau 8,4
TCF; Kutai 80,4 TCF; Barito 101,6 TCF; Pasir/Asem 3 TCF; Tarakan 17,5
TCF) dan Sumatera (Sumatera Tengah 52,5 TCF; Sumatera Selatan 183 TCF;
dan Bengkulu 3,6 TCF), sisanya terletak di Jatibarang 0,8 TCF dan
Sulawesi 2 TCF
Analisis :
Jadi jangan menuding kalau kemajuan ekonomi kita terlalu cepat tumbuh
sehingga pemenuhan energi tidak mencukupi atau penduduk kita terlalu
banyak sehingga kita tidak siap menikmati cepatnya kemajuan ekonomi.
Yang terjadi adalah kegagalan perencanaan jangka panjang pengembangan
energi, pangan nasional, pengelolaan aset-aset negara karena dilupakan
berpuluh-puluh tahun, sehingga akhirnya persepsi dibuat seolah-olah
perekonomian Indonesia menjadi tidak siap menikmati kemajuan ekonomi
yang terbebas dari beragam krisis.
Micro Hair Trimmer - Classic-Arts.com
BalasHapusThe micro hair trimmer is a flexible titanium granite comb design with a unique design that is ideal titanium bmx frame for titanium vs platinum hair titanium scooter bars with both the black titanium ring eyebrows and head.